Rekonstruksi Demokrasi : Demokrasi Terdidik

Prinsip ‘satu orang, satu suara’ adalah pilar utama demokrasi. Namun, bagaimana jika pilar itu sendiri menyimpan kerapuhan yang secara sistematis justru menyuburkan dinasti politik , menguatkan cengkeraman oligarki , dan menjauhkan kebijakan dari kepentingan publik?

Dalam  Rekonstruksi Demokrasi, Salman Al Farizi membongkar ilusi bahwa kesetaraan jumlah suara secara otomatis menjamin kualitas demokrasi. Buku ini menyajikan analisis tajam bahwa ketika suara publik tidak dibekali pemahaman mendasar tentang negara, ia menjadi sangat rentan terhadap manipulasi populisme, politik identitas, dan transaksi sesaat. Hasilnya adalah sebuah demokrasi prosedural yang tampak hidup di permukaan, namun rapuh di dalam.

Melampaui sekadar kritik, buku ini mengajukan sebuah gagasan evolusioner:  Demokrasi Terdidik. Ini bukanlah konsep elitis untuk membatasi hak, melainkan sebuah proposal untuk memberdayakan warga negara dengan pengetahuan. Gagasan ini berlandaskan filosofi bahwa hak memilih yang luhur harus diiringi dengan tanggung jawab pengetahuan—sebuah kompetensi dasar wawasan kebangsaan yang dapat diakses oleh semua, demi memastikan setiap suara lahir dari nalar yang terasah.

Bagi Anda yang resah dengan arah demokrasi Indonesia dan mencari gagasan yang lebih dari sekadar perbaikan parsial, buku ini menawarkan peta jalan yang fundamental dan berani untuk membangun kembali demokrasi demi masa depan bangsa yang lebih cerdas dan berkualitas.